trudeau-ancaman-trump-untuk-mencaplok-kanada-didukung-ambisi-sumber-daya-alam

ppr-revolution – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengungkapkan bahwa ancaman Presiden AS, Donald Trump, untuk mencaplok Kanada adalah “kenyataan” dan didorong oleh ambisi untuk menguasai sumber daya mineral yang melimpah di negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan Trudeau dalam sebuah KTT ekonomi di Toronto pada hari Jumat (7/2).

Trudeau mengatakan bahwa Trump serius ingin mencaplok Kanada untuk mengakses sumber daya alamnya, termasuk mineral penting seperti litium, grafit, nikel, tembaga, dan kobalt. Ia menekankan bahwa bagi Trump, “menyerap Kanada” adalah “hal yang nyata” dan merupakan cara termudah untuk mendapatkan akses ke sumber daya tersebut.

Dalam pernyataan tertutup kepada sekelompok eksekutif, Trudeau menyatakan, “Mereka sangat menyadari sumber daya kita, apa yang kita miliki, dan mereka sangat ingin dapat memperoleh manfaat dari itu. Tetapi Tuan Trump berpikir bahwa salah satu cara termudah untuk melakukannya adalah dengan menyerap negara kita. Dan itu adalah hal yang nyata”.

Ancaman Trump ini juga disertai dengan rencana untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada semua impor Kanada, yang dapat melumpuhkan ekonomi Kanada. Trudeau menyerukan para pemimpin bisnis dan buruh untuk mengoordinasikan tanggapan terhadap ancaman ini.

Menteri Perindustrian Kanada, Francois-Philippe Champagne, menegaskan bahwa server jepang tidak seorang pun dapat mempertanyakan kedaulatan Kanada. “Teman-teman Amerika kita memahami bahwa mereka membutuhkan Kanada untuk keamanan ekonomi mereka, mereka membutuhkan Kanada untuk keamanan energi mereka dan mereka membutuhkan Kanada untuk keamanan nasional mereka,” kata Champagne.

Menteri Perdagangan Dalam Negeri Kanada, Anita Anand, juga menegaskan bahwa Kanada tidak akan menerima campur tangan terhadap perbatasan AS-Kanada. “Kanada adalah negara yang bebas dan berdaulat yang akan menentukan nasibnya sendiri. Kami akan selalu membela negara ini, rakyatnya, dan hak kami untuk menentukan nasib sendiri,” tegas Anand.

Trudeau telah berulang kali menolak ancaman Trump, menyatakan bahwa tidak ada peluang sekecil apa pun bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat. “Pekerja dan masyarakat di kedua negara kita mendapatkan keuntungan karena menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain,” tulis Trudeau di media sosial.

Ancaman Trump ini muncul setelah ia berulang kali menyebut Kanada sebagai “negara bagian ke-51” dan merendahkan Trudeau dengan memanggilnya “gubernur,” alih-alih perdana menteri. Trump juga telah mencirikan miliaran dolar dalam perdagangan bilateral harian sebagai subsidi AS dan mengklaim tanpa bukti bahwa Kanada tidak akan menjadi “negara yang layak” tanpanya.

Dengan ancaman tarif yang akan mulai berlaku pada hari Selasa (11/2), Trudeau mengatakan bahwa Kanada perlu memiliki respons jangka pendek terhadap ancaman tarif AS, serta strategi jangka panjang menghadapi kurangnya kerja sama dari Washington.

Trudeau juga menekankan bahwa Kanada perlu memperkuat hubungan perdagangan di luar Amerika Serikat dan membangun ketahanan jangka panjang. “Kita tidak hanya perlu mencari cara untuk melewati tantangan dalam beberapa bulan ke depan, tetapi juga membangun ketahanan jangka panjang,” kata Trudeau.

Dalam konferensi pers panjang di Mar-a-Lago, Trump mengungkapkan keprihatinannya tentang peredaran narkoba dari Meksiko dan Kanada ke AS. Namun, data AS menunjukkan jumlah fentanil yang disita di perbatasan AS-Kanada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perbatasan selatan.

Trump juga mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menjadikan Kanada bagian dari AS, tetapi ia mengkritik pengeluaran militer negara tersebut. “Mereka memiliki militer yang sangat kecil. Mereka mengandalkan militer kami,” kata Trump.

Dengan ancaman ini, Kanada menghadapi tantangan politik jangka panjang dengan AS dan perlu memperkuat hubungan perdagangan di luar Amerika Serikat. Trudeau menekankan bahwa Kanada perlu memiliki respons jangka pendek terhadap ancaman tarif AS, serta strategi jangka panjang menghadapi kurangnya kerja sama dari Washington.

Respons internasional terhadap ancaman Trump ini juga beragam. Beberapa negara mengkritik tindakan Trump, sementara yang lain mengamati situasi dengan hati-hati. Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, mengatakan bahwa komentar Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa yang membuat Kanada menjadi negara yang kuat. “Kami tidak akan pernah menyerah dalam menghadapi ancaman,” tutur Joly.

Ancaman Trump untuk mencaplok Kanada dan mengenakan tarif tinggi pada impor Kanada telah memicu kekhawatiran ekonomi di Kanada. Trudeau menegaskan bahwa Kanada akan terus mempertahankan kedaulatannya dan menolak ancaman tersebut. Dengan ancaman ini, Kanada perlu memperkuat hubungan perdagangan di luar Amerika Serikat dan membangun ketahanan jangka panjang menghadapi tantangan dari AS.